Semenjak jejaring sosial booming, sejak itu juga lah booming
para pedagang online. Barang yang dijual macem-macem. Apa aja ada, tinggal cari
di kolom search, ketik barang yang kita butuhkan, langsung deh bermunculan
nama-nama toko onlinenya. Siapa aja jadi gampang untuk punya toko online. Tinggal
share foto produk, tawarin, terima order, terima transfer, barang bisa sampai
di tangan pembeli. Apalagi dibantu dengan system dropship yang artinya si
empunya toko tidak harus stok barang dirumah, tinggal pesen di supplier dan
barang siap dikirim oleh supplier dengan menggunakan nama toko online kita. That’s
it…simple sebenarnya. Tapi kelemahannya, kalau ternyata si supplier tidak ngasih
keterangan tentang barang yang sudah sold out, sementara customer kita udah
terlanjur pesen barang tsb, wah,wah, bisa gak enak kan kita sama pelanggan. Ketauan
banget kalo gak nyetok dirumah. Intinya untuk jadi reseller ini, sebelumnya
harus ada kesepakatan dulu mengenai stok barang dan sering bertanya aja. Sekarang
masalahnya, kalau segampang itu punya toko online, jadi hampir semua pengguna
facebook pengen jadi penjual, karena nyaris tanpa modal. Trus kalau semua jadi
penjual, siapa yang jadi pembeli?? Jangan
salah sista, pengguna jejaring sosial terutama facebook jumlahnya itu jutaan. Kalau
yang jualan jumlahnya misalnya cuma ribuan, maka target pembeli masih ada ratusan
ribu sebelum mencapai angka jutaan. Contohnya saya,,hehe.. meskipun sebelumnya
sudah pernah membuka took online dengan system reseller dan dropship, tetep bo,
kalau ngeliat barang seliweran tiap buka facebook nih mata sampe gak
ngedip-ngedip, ujung-ujungnya tinggal nelen ludah sama ngelus dompet..*saking
mupengnya* hahaha..
Buat saya, membuka facebook itu seperti kecanduan. Setiap kali
saya membuka Mozilla, yang pertama saya buka ya si muka biru itu. Kemudian,
disusul email, blog dan google. Kalau gak buka facebook kayanya ada yang
ketinggalan. Memang saya banyak berteman dengan toko online, mulai dari yang
menjual baju anak, perlengkapan rumah, fashion buat saya, toko tas, sepatu,
sampai dekorasi rumah. Itu makanya hampir di halaman muka facebook saya ya
isinya jualan semua. Malah temen yang tadinya bukan pedagang, sekarang udah
berdagang. Hhhhh…tambah banyak aja ya godaan..belom lagi kalau foto barang yang
dijual di tag ke album saya..wuiiih…sabar,sabar…maksudnya sabar nahan godaan
belanja.
Ngomong-ngomong belanja onlen, memang punya keuntungan,
diantaranya:
-
Tidak
perlu pergi ke toko secara langsung
-
Cukup
melihat contoh barang dari gambar/foto
-
Transaksi
cukup di transfer
-
Barang
diantar kerumah
Eits, selain punya keuntungan, belanja onlen pun punya
kelemahan, diantaranya:
-
Barang
tidak bisa dipilih secara langsung, jadi kita tidak tahu apakah barang dalam
kondisi baik atau cacat
-
Bahan
yang diterima kadang tidak sesuai dengan gambar
- Karena
onlen, tentunya harus diakses secara onlen, mau dari hape ataupun modem, yang
pasti kondisi pulsa harus selalu memadai
-
Pengiriman
barang terkadang telat, terutama karena factor cuaca, misalnya hujan, untuk
para kurir yang menggunakan motor, kadang terkendala apabila banjir, jadi paket
menumpuk di kargo
- Harus selalu rajin komunikasi sama penjual, mengenai stok barang, konfirmasi transfer dan pengiriman
-
Karena
transaksi dilakukan dengan transfer, maka kondisi uang di ATM harus selalu
cukup
-
Barang
yang sudah diterima, tidak bisa ditukar apabila ada cacat atau tidak sesuai. Untuk
itu pastikan kembali untuk mengkonfirmasi pesanan kepada penjual, agar barang
tidak tertukar.
Segitu dulu kali ya tentang postingan kali ini. Oia, adapun
tentang untung-rugi tersebut, itu berdasarkan pengalaman pribada saya. Semoga bermanfaat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar