Halaman

Jumat, 07 Juni 2013

Nuntun Bioskop



Sebenarnya sudah lama sekali kami ingin mengajak Aira pergi ke bioskop. Tapi, rencana itu selalu tertunda, belum ada waktu yang pas. Dan kami juga kadang bingung mau diajak nonton film apa dia disana?
Sementara film yang tayang di bioskop, hampir semua nya tentang cerita orang dewasa dan cinta-cintaan. Kalau enggak, hantu-hantuan. Kalau nunggu film anak-anak paling adanya pas jadwal liburan sekolah. Hmmm ternyata banyak juga ya yang mesti dipertimbangakan.

Singkat cerita, Aira senang sekali nonton acara Bioskop t***s Tv yang tayang malam. Waktu itu di program tersebut menayangkan film tentang robot *mainan favoritnya* Lho?! (meskipun perempuan, Aira suka dengan robot, superhero, mobil, dll yang berbau mainan laki-laki).

Oiya, film yang ditayangkan waktu itu IRON man 1, berlanjut IRON Man 2 secara berturut-turut setiap hari. Dari situ, Aira mulai candu film bioskop. Pas lagi nonton kedua sekuel film tersebut, ka nada jeda iklannya tuh. Nah, di iklan itu dia lihatlah film IRON man 3. Dia langsung menanyakan kapan film itu tayang. Meskipun sudah aku jelaskan kalau IRON man 3 ga ada di tv, adanya di bioskop. Aira tetap saja gak ngerti. Besoknya di jam bioskop tv, dia kembali menanyakan “koq gak ada film iron man yang ke 3 sih bunda”?
Berulang kali kami jelaskan kalau film itu gak ada di tv, Aira mulai menanyakan seperti apa sih bioskop itu? Akhirnya kami jelaskan, bioskop itu adanya di mall de. Di dalam bioskop suasanannya gelap, banyak kursi untuk penonton, ruangannya besar, kalau filmnya belum/sudah selesai, lampunya terang. Tapi kalau sudah mulai, gak boleh berisik, gak boleh nangis, nanti ganggu orang lain.

Hhhmmm sepertinya Aira mulai membayangkan gimana kondisi bioskop itu. Akhirnya, kami memutuskan untuk nobar di XXI di bilangan ciledug. Sesuai permintaan Aira, kami membeli 3 tiket untuk film robotnya :IRON MAN 3.. yeeeeaaayy…

Kedatangan kami siang itu pas banget dengan jam tayang film, jadi kami gak perlu nunggu terlalu lama di luar. Awalnya kami sempat khawatir dengan Aira, kami takut dia nangis ditengah film, kan sayang, harga tiketnya lumayan mahal de..*tetep emak perhitungan*

Diluar dugaan, ternyata Aira sukaaa ada disana. Dia Cuma rada shock lihat layar segede tembok rumahnya. Hehee.. yang lucu, dia kedinginan, jadi maunya duduk berdua ayah, sambil dipeluk..uuuhhh co cwit…
Begitu film dimulai, dia tiba-tiba nyeletuk : “ ayah…,ini cocok buat anak-anak?” hihi..pertanyaan yang sungguh berbobot nak. Lalu ayah menjawab : cocok de, ini kan film robot yang ada di tv kemarin, yang nonton juga banyak anak-anak, tadi ade lihat kan ada anak-anak yang masuk barengan kita…?” Aira mengangguk sambil tersenyum.

Karena merasa lama, Aira kembali bertanya : “berapa jam sih bunda? Ini masih lama ya, aira ngantuk…” aku ajak dia bobo, tapi gak mau. Katanya mau nonton. Akhirnya sampe khatam deh tuh nonton iron man 3.
Namanya anak kecil ya, pulang dari bioskop cerita ke semua orang. Di rumah, di sekolah, di tempat ngaji…aduuuuhhh…

Ternyata begitu ya rasanya bawa anak kecil nonton bioskop. Mudah-mudahan pengalaman pertama ini gak bikin Aira kapok untuk diajak felem selanjutnya. Ayo Aira,,,,lanjutkan hobby bundamu ini…hihi..

Senin, 22 April 2013

Kisah haru seorang kakek penjual amplop di ITB

Postingan kali ini saya ingin mengajak anda semua untuk membaca cerita tentang seorang kakek yang berjualan amplop di ITB.. cerita ini saya dapat (kembali) dari status sebuah akun fanspage di facebook. seperti di postingan sebelumnya, saya selalu menyukai status dari fanspagenya Sudah tahukah anda..

jujur, saya sih netesin air mata baca cerita ini. entah karena sifat saya yang cengeng atau memang ceritanya yang terlampau bagus. untuk itu, biar ada temennya, saya bagi-bagi deh cerita ini di blog.

Selamat membaca, jangan lupa siapin tissu ya,,,hehe..*lebay
 

berikut kurang lebih kutipan ceritanya :

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.

Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.

Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.

Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap…”

Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.

Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.

Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

Mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini. Tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata. Mari kita bersedekah lebih banyak kepada orang-orang yang diberikan kemampuan ekonomi lemah. Allah akan membalas setiap sedekah kita, aamiin.

semoga bermanfaat ya ceritanya. dan bisa membuka mata hati kita untuk lebih peduli terhadap sesama. dan gak lupa juga biar kita selalu menjadi manusia yang selalu bersyukur kepada Alloh swt. aamiin.... 


Sabtu, 06 April 2013

kangen mosting (Risalah Wanita)

ko sebulan itu cepet banget ya...

gak terasa ternyata sebulan yang lalu terakhir saya buat postingan. ada masalah teknis sodara, jadi aja saya terbawa virus malas buka laptop.hehe..

Postingan kali ini saya mau share aja salah satu status yang ada di wall FB saya.

kurang lebih seperti ini :

RISALAH TENTANG WANITA

❥ Wanita mampu menangis dalam tawanya, wanita juga mampu tertawa dalam tangisnya..

❥ Saat wanita berkata: “Aku baik-baik saja” padahal kenyataannya hati wanita hancur berkeping-keping.

❥ Mereka sedikit kesulitan mengungkapkan isi hatinya, lukanya, bahkan semua yang membuatnya terluka.

❥ Jika pun mereka bisa mengungkapkannya, mereka tidak mampu mengungkapkan semuanya, selalu ada yang disisakan untuk diungkapkan.

Buat saya status ini wow sekali.  saya sebagai kaum wanita *tsaaah merasa bangga dan status diatas itu memang pas dengan saya. cuma kurang satu kali ya, wanita itu manja *spesial buat saya itu mah...

Oia, dalam setiap statusnya, fanspage dari sudah tahukah anda ini memang isinya selalu berupa himbauan, renungan, kisah hidup, tokoh, dll. saya bilang sih 90% bermanfaat. kalau anda penasaran, silakan saja like fanspagenya.

Jumat, 08 Maret 2013

Berburu Hadiah....

Apa yang saya rasakan kalau beli produk trus dapat hadiah??? hoho..pastinya senang sekali. padahal sih hadiahnya bukan terbilang hadiah yang WOW. yang biasa saya dapet sih berupa peralatan rumah tangga. seperti piring, gelas, tempat makan, buku, toples, dan lain2.

kayanya ada kepuasan tersendiri aja kalau bisa dapet hadiah dari produk.
pernah lho saya juga dapet hadiah produk T***e**a*e dari pembelian sekian dus susu. pernah juga dapet tas, handuk, kaos, sampai kertas alas mouse.

karena mulai addict sama hadiah produk, sampe-sampe kebiasaan saya nih kalau mau belanja bulanan, saya suka datengin dulu tempat customer service. kan disana suka dipajang tuh hadiah-hadiah yang bisa dibawa pulang. saya lihatin dulu produk apa yang sekiranya hadiahnya menarik. biasanya, walaupun produknya kadang gak butuh, demi hadiah saya beli juga tuh produk. kebiasaan aneh memang.

Yang paling seneng kalau dapet hadiah yang gak disangka-sangka. misalnya, pas lagi keliling nyari barang yang diperlukan, tiba-tiba ada seorang SPG event yang menawarkan produk. Biasanya, pengunjung akan diajak bermain games di booth produk itu, nah kalau beruntung, suka dapet marchandise yang telah disiapkan.

oia, kebiasaan aneh saya ini sebenarnya dimulai saat udah punya anak lho. mungkin karena waktu gadis belum pernah belanja bulanana untuk rumah tangga kali ya. biasanya cuma nganter ibu atau kakak saja.


Kamis, 07 Maret 2013

Referensi Tukang Bakso yang enak

Siapa coba diantara anda yang gak kenal sama makanan ini? bentuknya bulat, berkuah, ada pelengkapnya seperti mie, bihun, dan sayuran. Banyak juga yang menambahkan daging atau tetelan sebagai penggugah selera. Hmmmmm...pasti sudah bisa nebak khan jenis makanan yang populer di kalangan wanita ini? ya...itulah bakso.

"abang tukang bakso, mari-mari sini, aku mau beli...satu mangkok saja lima ratus perak yang banyak baksonya......"

kalau dengar kutipan lagu Melissa diatas, duluuuuuu...banget, harga bakso cuma Rp. 500, tahun berapa itu ya..saya juga lupa. yang pasti saya masih SD deh pas lagu ini booming. Kalau dibandingkan dengan sekarang, tentu sudah jauuuuh sekali perbedaannya. saat ini bakso dijual dengan kisaran harga dari mulai Rp. 5000 s/d Rp. 20.000,-. ya harga memang menentukan kualitas. yang harganya standar, biasanya nih rasanya juga standar. meskipun kadang ada juga yang rasanya mantap, tapi harganya masih standar, semua tergantung selera sih ya..

foto ngambil dari sini


Nah, untuk postingan kali ini, saya akan coba tulis dimana sajakah bakso enak (yang pernah saya coba) dan selalu ramai pembeli ini? berikut referensinya :

  • Bakso Malang Iga, lokasinya di Karang Tengah Ciledug sebelum jembatan ke arah Puri, adanya sebelah kiri jalan kalau dari arah Ciledug. seperti bakso malang pada umumnya, terdapat pangsit, siomay, bakso, dan mie. yang membedakan disini adalah ada satu tambahan lagi, yaitu ada iga sapinya. rasanya enaaak, pengunjung juga selalu rame. Harga Rp. 12.000 per porsi
  • Bakso Malang Arema. Lokasinya di depan kampus Mercu Buana, Meruya. Disini jual bakso malang biasa tapi rasanya luarrr biasa. harganya 9-10rb/ porsi
  • Bakso Boyolali. Lokasinya ada di Inpres-Larangan. tepatnya sebelah Indomaret. Nah, bakso disini cocok banget buat anda yang gemar dengan tetelan dan lemak. karena dalam satu porsi bakso, tetelan dan kawan-kawannya itu dijadikan pelengkap dan gratis pula. rasanya enak pasti. harganya Rp. 13.000/porsi.
  • Bakso Joko. Lokasinya di Pondok Betung, Bintaro. Dari Mitra 10, tanya aja sama tukang ojek disana, karena bakso ini terkenal se Pondok Aren (lebay). disini bakso yang dijual bakso urat sapi, ukurannya lumayan besar. rasanya nampol banget. harganya mulai dari Rp.10.000/porsi
wah, kayanya saya lupa lagi nih referensi tukang bakso yang enak. nanti saya teruskan ya sob. atau yang mau menambahkan, silakan di comment saja.

Oh iya, satu pesan saya : "meskipun anda penggemar berat bakso, sebaiknya jangan terlalu sering mengkonsumsi ya, amannya sih 2x dalam sebulan. karena dalam satu mangkuk bakso terdapat 218 kalori dalam Bakso Daging Sapi (1 porsi). Rincian Kalori: 60% lemak, 15% karb, 25% pro . Dan itu berpotensi kolestrol dan sakit mata (mata pencaharian maksudnya, hehe)"

Sabtu, 02 Maret 2013

Aira dan Mainan Kayu (Edukasi) nya...

melanjutkan cerita yang kemarin, saat masih dalam pengajian. Guru ngaji hari itu membawa sebuah brosur toko yg menjual mainan edukasi dari kayu. lucu-lucu sekali jenis permainannya. ada jenis mainan bentuk geometri, mainan jam, labirin, menjahit, mainan konstruksi, mainan memotong buah, mainan palu, berhitung dan meronce, timbangan, puzzle, mainan kawat dan masih banyak lagi. semuanya dibuat dari kayu yang aman tentunya. kualitasnya menurut ustadzah sih bagus, karena beliau sering membeli untuk kebutuhan di TK binaannya.

Ketika kami (ibu-ibu) sedang membahas tentang mainan ini, tiba-tiba anakku (yang lagi bermain sama temannya) datang menghampiri :
Aira : itu apa bun?
aku  : mainan kayu de. kaya punya dede Tetha (red: sodara)
Aira : Aira mau bun, yang kaya di sekolah kan ada juga (sambil nunjuk mainan geometri)
Aku : Iya, nanti kita kesana ya...
Aira : Asiiik....(girang banget deh)

Sebetulnya, saya sendiri sudah akrab dengan mainan kayu edukasi ini. karena pada waktu Aira umur 1tahunan kami sering mengajak dia ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas mainan edukasi. cuma waktu itu belum sempat membelikan karena senengnya main yang gratisan *hahaha

Akhirnya hari ini, gak sengaja kami melewati jalan di mana toko mainan itu berada. kebetulan kami sedang mencari tempat makan bubur ayam untuk sarapan.

setelah sarapan, kami memutuskan untuk mengunjungi toko itu. tokonya sih tidak terlalu besar, hanya saja barangnya lumayan banyak. oia, disana juga dipajang display untuk bisa dimainkan langsung oleh pengunjung. *waaaaah,apa gak usah beli aja ya kan udah ada yg gratis * tetep ya...

Tapi kali ini, aku belikan mainan kayu untuk Aira. itu juga bingung dengan pilihan mainan yang banyak,

lucu deh mainannya. jadi ada 3 jenis boneka beruang, yang bisa diganti-ganti kepala, baju dan celananya. ada sekitar 15 pasang baju celana dan kepala yang bisa dipasangkan.

Hmmmm...mudah-mudahan bermanfaat ya de mainannya....

Jumat, 01 Maret 2013

Kisah Jumat ini....

Hari ini, seperti biasa aku mengikuti pengajian ibu-ibu lingkungan di mushola dekat rumah. pengajiannya sih belajar tahsin Quran. Jadi dibedah tentang bagaimana hukum bacaan quran, sifat-sifat huruf, dan juga setoran hapalan Alquran.

ibu-ibu yang tergabung dalam pengajian tahsin quran ini berjumlah 10 orang. karena memang dari ustadzahnya sendiri jumlah 10 itu dinilai jumlah yang cukup untuk bisa belajar secara efektif. 10 orang saja rasanya seperti 20 orang, gimana enggak, yang namanya ibu-ibu, suka gak kenal tempat. di sela-sela belajar, pasti adaaaa saja yang diobrolkan. jadi rame. apalagi kalau sudah disuguhi makanan yang dibawa oleh peserta. wuiiih heboh deh, rebutan sama anak-anak.

Nah, ceritanya hari ini ada seorang peserta yang baru saja pulang menunaikan ibadah umroh. Beliau datang sebentar, kemudian pamit pulang karena ada urusan. jadi, beliau hari ini cuma mau bagiin oleh-oleh saja. waaaah senangnya. mudah-mudahan secepatnya saya bisa menyusul kesana ya bu...Amiin.

Ternyata eh ternyata, oleh-oleh yang dibawa lumayan banyak lho...diantaranya:
  • Air zam-zam sepertiga drigen
  • mix nut khas Arab
  • gantungan kunci
  • coklat kurma kacang almond
  • manisan buah *gak tahu namanya*
Akhirnya aku yang bertugas membagi-bagikan makanan ke dalam 9 kantong plastik yang sudah disediakan oleh pemberi oleh-oleh.

Pelajaran hari ini : Pentingnya berbagi dengan orang lain, meskipun hanya sedikit tapi Insya Alloh barokah.