Halaman

Sabtu, 26 Mei 2012

Kalau Ayah mah Baik…

Kalau ditanya soal sabar apa nggak ngurus si kecil, mungkin aku salah satu ibu yang termasuk dalam kelompok kurang sabar. Mungkin karena sifatku yang perfectionis yang mendasari itu semua. Oia, sehari-hari aku mengerjakan tugas rutin rumah tangga seorang diri,,,hiks. Boleh dibilang aku “mbak” nya rumah. Mulai dari nyapu, ngepel, nyuci piring/baju, nyetrika, masak, nyiram bunga, menggunting rumput, nguras kamar mandi, ngelap kaca, de el el *banyak juga ya tugasku* semua ku kerjakan sendiri, dan manual pula. Kami dirumah hanya tinggal bertiga, aku, suami dan Aira, anak kami yang berumur 3,5 tahun. Karena dikerjakan serba sendiri, aku jadi sangat rewel terhadap kebersihan dan kerapihan di dalam rumah. Aku yang selalu menginginkan setiap ruangan bersih, sementara aku juga punya balita di rumah, yang belom bisa kompromi sepenuhnya dalam urusan kebersihan. Kadang ada aja yang bikin aku kesel. Misalnya ketika Aira makan sendiri, lalu makanannya jatuh berantakan, aku ngomel-ngomel. Atau waktu aku lagi ngepel, dia atau suami jalan di lantai yang masih basah. Aku bisa-bisa ngomel sama mereka. Aku yang sedari kecil dididik untuk selalu rapi dan bersih, jadi kalau lihat rumah berantakan tuh kayanya risih dan pusing. Itu baru salah satu contoh ketidak sabaranku dalam mengajarkan kebersihan terhadap Aira. Entah kenapa, aku kok ga bisa ya ngomong lembut di depan anakku kalau dia berbuat kesalahan. Kalau kata ayah aku tuh stress, harus sering olahraga. Kadang aku juga suka mikir gitu, apa aku sakit jiwa ya…*hehe
Hal lain yang suka bikin aku naik darah itu kalau ngajarin Aira menulis/ mewarnai. Awalnya aku bisa menahan emosi ketika dia salah menyebutkan urutan bilangan atau mewarnai keluar garis, lama-lama aku kalah. Ujung-ujungnya ayah juga yang turun tangan. Suamiku selalu bilang kalau aku tuh harus belajar jadi ibu yang baik, lembut, dan sabar.
Ada lagi satu hal yang suka bikin kesel dari Aira. Kalau mau pipis, dia selalu nyari aku dulu untuk minta bukain celana. Padahal sudah aku bilang kalau ade mau pipis, celananya dibuka sendiri, terus ade ke kamar mandi, nanti bunda yang bersihin pipisnya (red: cebokin). Dasar namanya bocah ya, sesekali sih dia ngerti dibilang gitu, berikutnya lupa. Aku menganggap Aira manja kalau dia tidak melakukan sendiri. Jujur aja, aku paling gak bisa diganggu kalau lagi ngerjain sesuatu. Misalnya aku lagi masak, trus Aira minta pipis, aku suka suruh dia untuk segera ke kamar mandi, nanti aku nyusul, tapi maunya Aira tuh dari A-Z persiapan menuju kamar mandi itu aku yang urus. 
mirip kan kami...?
Ada satu kejadian yang bikin aku terharu..*lebay*. Ceritanya begini, suatu malam, ketika aku sedang shalat Maghrib, Aira teriak-teriak “ bun, Iya mau pipis” waktu itu aku lagi salam. Karena menurutku aku belum berdoa dan zikir, lalu dengan nada sedikit tinggi aku jawab “ Aira, kalau mau pipis dibuka celananya, trus pipis sendiri, bunda lagi shalat”. Respon Aira waktu itu diluar dugaanku, biasanya dia langsung nurut, kali ini dia bilang gini “ Kalau ayah mah baik, ngomongnya gak begitu….”nadanya sangat memelas. Astaghfirallah…aku yang denger kata-kata itu kayanya dalem banget. Mungkin Aira selama ini juga udah jenuh dengan sikapku yang suka ngomel ke dia. Langsung aku peluk dia sambil minta maaf. Aira yang masih polos, gak terlalu ngerti kali ya maksud sikapku. Dia malah ketawa-ketawa menuju kamar mandi, mungkin kalau di film Dora dia udah bilang “berhasil, berhasil, horeee”…Aira sebenernya anaknya cerdas, dia penurut juga, dasar aku nya aja yang suka gak sabaran. Sekarang sih semenjak kejadian itu, aku jadi bisa ambil hikmahnya *tsaah* Insya Alloh aku yang sekarang akan berusaha untukjadi ibu yang baik untuk Aira.
Peluk Aira…..:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar