Kalau ditanya soal sabar apa nggak ngurus si kecil, mungkin aku
salah satu ibu yang termasuk dalam kelompok kurang sabar. Mungkin karena
sifatku yang perfectionis yang mendasari itu semua. Oia, sehari-hari aku
mengerjakan tugas rutin rumah tangga seorang diri,,,hiks. Boleh dibilang aku “mbak”
nya rumah. Mulai dari nyapu, ngepel, nyuci piring/baju, nyetrika, masak, nyiram
bunga, menggunting rumput, nguras kamar mandi, ngelap kaca, de el el *banyak
juga ya tugasku* semua ku kerjakan sendiri, dan manual pula. Kami dirumah hanya
tinggal bertiga, aku, suami dan Aira, anak kami yang berumur 3,5 tahun. Karena dikerjakan
serba sendiri, aku jadi sangat rewel terhadap kebersihan dan kerapihan di dalam
rumah. Aku yang selalu menginginkan setiap ruangan bersih, sementara aku juga
punya balita di rumah, yang belom bisa kompromi sepenuhnya dalam urusan
kebersihan. Kadang ada aja yang bikin aku kesel. Misalnya ketika Aira makan
sendiri, lalu makanannya jatuh berantakan, aku ngomel-ngomel. Atau waktu aku
lagi ngepel, dia atau suami jalan di lantai yang masih basah. Aku bisa-bisa
ngomel sama mereka. Aku yang sedari kecil dididik untuk selalu rapi dan bersih,
jadi kalau lihat rumah berantakan tuh kayanya risih dan pusing. Itu baru salah
satu contoh ketidak sabaranku dalam mengajarkan kebersihan terhadap Aira. Entah
kenapa, aku kok ga bisa ya ngomong lembut di depan anakku kalau dia berbuat
kesalahan. Kalau kata ayah aku tuh stress, harus sering olahraga. Kadang aku
juga suka mikir gitu, apa aku sakit jiwa ya…*hehe
Hal lain yang suka bikin aku naik darah itu kalau ngajarin
Aira menulis/ mewarnai. Awalnya aku bisa menahan emosi ketika dia salah
menyebutkan urutan bilangan atau mewarnai keluar garis, lama-lama aku kalah. Ujung-ujungnya
ayah juga yang turun tangan. Suamiku selalu bilang kalau aku tuh harus belajar
jadi ibu yang baik, lembut, dan sabar.
Ada lagi satu hal yang suka bikin kesel dari Aira. Kalau mau
pipis, dia selalu nyari aku dulu untuk minta bukain celana. Padahal sudah aku
bilang kalau ade mau pipis, celananya dibuka sendiri, terus ade ke kamar mandi,
nanti bunda yang bersihin pipisnya (red: cebokin). Dasar namanya bocah ya,
sesekali sih dia ngerti dibilang gitu, berikutnya lupa. Aku menganggap Aira
manja kalau dia tidak melakukan sendiri. Jujur aja, aku paling gak bisa
diganggu kalau lagi ngerjain sesuatu. Misalnya aku lagi masak, trus Aira minta
pipis, aku suka suruh dia untuk segera ke kamar mandi, nanti aku nyusul, tapi
maunya Aira tuh dari A-Z persiapan menuju kamar mandi itu aku yang urus.
mirip kan kami...? |
Ada satu kejadian yang bikin aku terharu..*lebay*. Ceritanya begini,
suatu malam, ketika aku sedang shalat Maghrib, Aira teriak-teriak “ bun, Iya
mau pipis” waktu itu aku lagi salam. Karena menurutku aku belum berdoa dan
zikir, lalu dengan nada sedikit tinggi aku jawab “ Aira, kalau mau pipis dibuka
celananya, trus pipis sendiri, bunda lagi shalat”. Respon Aira waktu itu diluar
dugaanku, biasanya dia langsung nurut, kali ini dia bilang gini “ Kalau ayah
mah baik, ngomongnya gak begitu….”nadanya sangat memelas. Astaghfirallah…aku
yang denger kata-kata itu kayanya dalem banget. Mungkin Aira selama ini juga
udah jenuh dengan sikapku yang suka ngomel ke dia. Langsung aku peluk dia
sambil minta maaf. Aira yang masih polos, gak terlalu ngerti kali ya maksud
sikapku. Dia malah ketawa-ketawa menuju kamar mandi, mungkin kalau di film Dora
dia udah bilang “berhasil, berhasil, horeee”…Aira sebenernya anaknya cerdas,
dia penurut juga, dasar aku nya aja yang suka gak sabaran. Sekarang sih
semenjak kejadian itu, aku jadi bisa ambil hikmahnya *tsaah* Insya Alloh aku
yang sekarang akan berusaha untukjadi ibu yang baik untuk Aira.
Peluk Aira…..:-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar