Seminggu setelah berulang tahun, kami memutuskan untuk
mendaftarkan Aira di sekolah PAUD. Karena kami merasa sudah waktunya dia kenal
teman, kenal lingkungan luar dan kenal dengan alat tulis. Sebetulnya sejak
umurnya masih 2tahunan dia sempat sekolah di PAUD juga. Namun karena kami
pindah rumah, jadi dia berhenti, alias putus sekolah, hehe.. baru setelah
mencari informasi tentang PAUD di tempat tinggal kami yang baru, kami menemukan
sebuah sekolah yang letaknya agak jauh dari rumah, namanya PAUD GELORA HATI.
Untuk jam sekolahnya seminggu hanya 3 hari, senin-rabu selama satu jam saja per
hari nya. Lumayan lah dari pada dirumah Cuma tiduran saja.
Pada prinsipnya kami
tidak memfokuskan dia untuk bisa menulis dan membaca, membuat dia berani saja
itu adalah hal yang luar biasa. Aira itu anaknya cenderung pendiam dan pemalu.
Dia kalo ketemu orang baru tuh suka malu-malu dan males ngomong. Sebulan
pertama sekolah, dia masih pasif. Apapun yang diperintahkan oleh bu guru, sama
sekali ga mau dia ikuti, maunya duduk manis ditemani bunda di kelas. Kegiatan
senam yang rutin dilakukan tiap hari rabu pun dia tidak mau gerak, Cuma berdiri
diantara barisan teman yang lain. Awalnya saya merasa khawatir dengan kondisi
Aira yang seperti ini, saya selalu berdiskusi dengan suami.
Guru di sekolah
sebenarnya sudah memberikan pengertian pada saya, bahwa kalau anak yang baru
masuk awalnya memang agak sulit untuk bisa berbaur dan masih suka “ditemani” si
ibu dalam kelas, tapi nanti juga berani dengan sendirinya. Tiap hari saya ikuti
perkembangan Aira di sekolah, perasaan khawatir tetap menghantui saya kala itu.
Bagaimana tidak, teman-teman sekolahnya yang lain sangat aktif, entah itu dalam
bernyanyi, olah raga, ataupun kegiatan lainnya seperti mewarnai atau belajar
menulis. Saya sering sekali merasa iri dengan kemampuan yang dimiliki anak-anak
lain. Suatu hari, bu guru memberikan jatah seragam Aira yang sudah sebulan
lebih ditunggu. Kenapa sampai sebulan? Karena Aira itu murid susulan, jadi
pihak sekolah memesan ulang ke penjahit langganan. Waktu itu saya ingat betul
kalau seragam yang dikasih bu guru adalah seragam olah raga yang dipakai setiap
hari Rabu. Besoknya, Aira datang ke sekolah sudah dengan mengenakan seragam
olahraga, sama seperti teman-temannya yang lain. Seperti biasa, anak-anak
dikumpulkan di halaman sekolah dengan posisi berbaris. Ketika olahraga dimulai,
perlahan-lahan Aira mengikuti gerakan yang dicontohkan bu guru. Walaupun masih
agak belum bersemangat, tapi hal itu tentu sangat membuatku bangga. Dia
berkali-kali menoleh ke arahku, aku tersenyum sambil terus memberikan semangat
untuknya. Selesai berolah raga aku peluk dia, sambil kuberikan minum. Pujian
kecil aku berikan untuknya “anak pintaar, gitu doonk, bunda seneng deh lihat
dede olah raga”. Dia senyum sambil malu-malu (gaya khasnya).
mewarnai gambar di buku sekolah |
berbaris saat mau senam |
pertama kali dapet seragam |
Setelah aku
perhatikan, ternyata yang selama ini membuat Aira kurang PD adalah karena dia tidak
berseragam seperti teman-teman yang lain. Karena setelah mendapatkan seragam
komplit, perkembangam Aira sangat signifikan. Dia bukan hanya sudah berani
berolah raga, tapi dia malah menjadikan olahraga sebagai kegiatan yang paling
disukai. Sekarang, apapun yang diperintahkan ibu guru, Aira selalu mengikuti.
Dia senang sekali mengikuti gerakan tarian yang diperagakan oleh bu guru. Dalam
hal menulis juga dia sudah bisa menebalkan angka, mewarnai dengan rapi *tidak
keluar garis* dan sudah bisa menghafal beberapa lagu, walaupun masih hapal
cangkem (red: bhs. Sunda yang artinya hapal tapi masih kadang lupa).
Kekhawatiranku terhadap perkembangan Aira sudah agak berkurang, walaupun masih
ada sih hal lain yang tetap aku khawatirkan. Seperti bicara Aira yang masih ada
beberapa kata yang dilafalkan dengan belom jelas. Soal berani ketemu orang
baru, jangan ditanya. Bukan hanya berani, dia sekarang malah kelewat berani
alias galak. Mungkin dia sudah punya rasa percaya diri yang tinggi, jadi kalau
ketemu teman sepantarannya, dia suka aga galak dan jutek..*entah turunan siapa
ya..*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar